Ketika kita menyaksikan kemunculan pelangi, kita dapat menggunakan konsep fisika untuk menjelaskan apa yang terjadi, tetapi tidak demikian untuk menjelaskan bagaimana terjadinya. Dibalik keindahan pelangi, ada segudang konsep fisika yang hanya dapat dijelaskan dengan “bahasa” matematika. Disana ada serangkaian teori dan aplikasi tentang cahaya dan optik yang mesti dituangkan melalui serangkaian formula matematis.
Tidak semua fenomena alam bisa dijelaskan dengan bahasa yang terdiri dari serangkaian kata dan kalimat. Kita mungkin bisa menjelaskan bagaimana pelangi terbentuk dengan bahasa sehari-hari yang sederhana, tetapi ketika kita harus menjelaskan, misalnya sudut kritis antara matahari, titik-titik air dan garis pandang pengamat dimana pelangi mungkin terlihat, rasanya akan lebih mudah apabila yang digunakan adalah bahasa matematis.
Pelangi muncul jika ada matahari saat atau setelah hujan. Sinar matahari terdiri dari berbagai panjang gelombang. Ada sinar gelombang panjang, ada pula sinar gelombang pendek. Mata manusia hanya bisa melihat panjang gelombang tertentu. Yaitu, sinar matahari yang memiliki panjang gelombang 7000-4000 Armstrong. Mata manusia melihat panjang gelombang ini sbagai berkas sinar berwarna putih. Jika sinar putih matahari menembus kaca, maka mata manusia baru bisa melihat sinar matahari terpecah manjadi 7 warna. Itulah sinar berwarna marah, jingga, kuning, hijau, biru, nila ,ungu. Atau sering disingkat dengan mejikuhibiniu.
Udara penuh dengan butir-butir air saat hujan. Air sama halnya dengan butiran kaca yang bening. Sinar matahari juga bisa menembus air. Sinar matahari berbelok 42 derajat. Akibatnya sinar mejikuhibiniu juga berbelok 42 derajat.
Sabtu, 03 April 2010
Pelangi-Pelangi Alangkah Indahnya
Diposting oleh Unknown di Sabtu, April 03, 2010
Label: Artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar