http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi.bmkg
GEMPA BUMI
Apakah Gempa bumi itu ?
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan
dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat
dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Parameter Gempabumi
- Waktu
terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
- Lokasi
pusat gempabumi (Episenter)
- Kedalaman
pusat gempabumi (Depth)
- Kekuatan
Gempabumi (Magnitudo)
- Berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat
- Lokasi
kejadian tertentu
- Akibatnya
dapat menimbulkan bencana
- Berpotensi
terulang lagi
- Belum
dapat diprediksi
- Tidak
dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Mengapa Gempabumi Terjadi ?
Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir,
merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi
padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang
disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses
pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik
yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut
bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng
tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar,
keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia
namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet
dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat
menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal
sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi
karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Akibat Gempabumi
- Getaran
atau guncangan tanah (ground shaking)
- Likuifaksi
( liquifaction)
- Longsoran
Tanah
- Tsunami
- Bahaya
Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
- Kekuatan
gempabumi
- Kedalaman
gempabumi
- Jarak
hiposentrum gempabumi
- Lama
getaran gempabumi
- Kondisi
tanah setempat
- Kondisi
bangunan
Dampak Gempabumi Terhadap Alam
Dampak Gempabumi Terhadap Struktur Bangunan
0 komentar:
Posting Komentar