Kamis, 26 Februari 2009

Gempa dan Tsunami

Gempa Bumi bukanlah suatu hal yang baru bagi rakyat kita. Gempa bumi bisa disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain (1) letusan gunung berapi (erupsi vukalnik), (2) tubrukan meteor, (3) ledakan bawah tanah (seperti uji nuklir), dan (4) pergerakan kulit Bumi.

Yang paling sering kita rasakan adalah karena pergerakan kulit Bumi, atau disebut gempa tektonik. Berdasarkan seismology, gempa tektonik dijelaskan oleh “Teori Lapisan Tektonik” Teori ini menyebutkan bahwa lapisan bebatuan terluar yang disebut lithosphere mengandung banyak lempengan. Di bawah lithospere ada lapisan yang disebut athenosphere, lapisan ini seakan-akan melumasi bebatuan tersebut sehingga mudah bergerak. Diantara dua lapisan ini, bisa terjadi 3 hal: 1. Lempengan bergerak saling menjauh, maka magma dari perut Bumi akan keluar menuju permukaan Bumi. Magma yang sudah dipermukaan bumi ini disebut lava. 2. Lempengan bergerak saling menekan, maka salah satu lempeng akan naik atau turun, atau dua-duanya naik atau turun. Inilah cikal gunung atau lembah. 3. Lempengan bergerak berlawanan satu sama lain, misalnya satu ke arah selatan dan satunya ke arah utara. Ketiga prediksi tersebut akan menimbulkan getaran yang dilewatkan oleh media tanah dan batu. Getaran ini disebut gelombang seismik (seismic wave), bergerak ke segela arah. Inilah yang disebut gempa. Lokasi di bawah tanah tempat sumber getaran disebut fokus gempa. Jika fenomena nomor 2 terjadi di dasar laut, ketika salah satu lempengan naik atau turun, maka voluma daerah diatasnya akan mengalami perubahan kondisi stabilnya. Apabila lempengan itu turun, maka voluma daerah itu akan bertambah. Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka voluma daerah itu akan berkurang. Perubahan voluma tersebut akan mempengaruhi gelombang laut. Air dari arah pantai akan tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang (tidak hanya sekali) menuju pantai akan terbentuk karena massa air yang berkurang pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes); karena pengaruh gaya gravitasi, air tersebut berusaha kembali mencapai kondisi stabilnya. Ketika daerah tersebut cukup luas, maka gelombang tersebut mendapatkan tenaga yang lebih dahsyat. Inilah yang disebut tsunami. Tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang artinya “pelabuhan” (tsu) dan “gelombang” (nami). Ini adalah terminologi untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang tinggi dan besar akibat dari gangguan mendadak pada dasar laut yang secara vertikal mengurangi voluma kolom air. Gangguan mendadak ini bisa datang dari gempa yang disebabkan oleh 4 hal yang disebutkan di atas.

0 komentar:

Cari Artikel

Wikipedia

Hasil penelusuran

Chat Yukkkk...

Pilih Materi IPA

Link Pendidikan

Link Teman

Fenomena Alam

Link Berita

Gerhana Matahari

Hujan Asam

Hujan Asam

Modal Dengkul